Kebanyakan dari kita mungkin sering mendengar kata mengekor, mengikuti, mencontoh. Mari kita bedakan antara mencontoh atau meng-copy dengan mencontek. Secara konotasi, mencontek punya arti yang buruk di mata siapapun. Mencontek dalam kamus seorang pelajar adalah membuka atau mengintip catatan atau buku atau bahkan contekan yang telah disiapkan dalam bentuk “CHIP” tatkala sedang menghadapi soal-soal ujian, dengan cara curi-curi. Dalam kehidupan sosial sehari-hari, mencontek biasa ditemui oleh orang-orang yang mencuri ide atau menjiplak hasil karya (kekayaan intelektual) dari orang lain.
Lain halnya dengan mencontoh, orang yang mencontoh tidak mencontek atau menjiplak. Sadar atau tidak dan diketahui atau tidak, sering kali orang telah mencontoh orang-orang lain yang lebih dari dirinya. Bayangkan, apa yang kita lakukan selama ini, seperti berjalan, bicara, bertingkah laku pada awalnya kita lakukan dengan mencontoh orang yang terlebih dahulu bisa berjalan, terlebih dahulu bisa bicara dan sebagainya. Tapi dalam mencontoh itu kita akan menemukan cara kita sendiri, seperti gaya berjalan yang lain daripada orang lain dan lain sebagainya
Jadi jangan takut menjadi follower.
Coba kita simak kata-kata bijak seorang yang pakar berikut ini: “Tirulah orang-orang hebat dan anda pasti akan gagal dalam meniru, tapi temukanlah diri anda dalam proses meniru itu dan anda akan hebat melebihi yang anda tiru”. Kenapa orang akan gagal dalam meniru orang hebat? Karena memang orang yang meniru pastilah berbeda dengan yang ditiru, baik kondisinya, latar belakangnya dan gayanya (style-nya). Namun demikian janganlah takut gagal dalam meniru, anda meniru bukan hebatnya, anda meniru bukan orangnya, tapi yang anda tiru adalah caranya bagaimana menjadi hebat. Kalau dalam proses meniru itu anda lakukan dengan sungguh-sungguh, niscaya anda akan menemukan gaya yang berbeda, cara yang berbeda dan juga jalan yang berbeda, karena dalam proses meniru, melalui juga proses berpikir dan proses kreatif untuk memodifikasi cara-cara yang lebih pas dengan kondisi dan latar belakang anda. Bisa jadi anda akan menjadi orang yag lebih hebat dari yang sebelumnya anda tiru.
Dengarkan juga kata-kata bijak seorang pakar berikut : “Kalau anda takut jadi pengikut, anda tidak akan dapat mendahului yang anda ikuti”. Sebagai contoh dalam sebuah balapan motor atau mobil, bagaimana orang bisa menyalip lawan yang ada di depannya kalau tidak terlebih dahulu ada di belakangnya.
Jadi tetaplah optimis, meskipun harus menjadi follower pada awalnya. Semoga sukses menyertai kita semua.
*) Inspired from Mario Teguh
Jumat, November 09, 2007
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar