Sore itu istri saya sedang bersih-bersih halaman depan. Dengan agak heran dia menemukan satu bungkus detergent tergeletak di selokan kecil samping car port depan rumah. Herannya adalah karena seingatnya dia tidak eprnah membeli dan memakai produk itu, yaitu produk detergent ‘Attack’ ukuran sachet 200gr keluaran PT. Kao Indonesia. Dalam hati udah mulai curiga, pasti ada yang ingin bikin ulah dengan menebar umpan, biasa maling modul penipuan berkedok undian berhadiah. Kecurigaan itu karena hal serupa pernah terjadi beberapa tahun yang lalu dengan modus seperti itu dan menggunakan produk yang sama.
Kecurigaan bertambah ketika setelah diperiksa ternyata kemasan sachet Attack itu bagian bawahnya seperti tidak sempurna pengelemannya dan nyaris bocor. Untuk membuktikan kecurigaan itu, istri saya membuka kemasan lewat ‘lem-an’ sebelah bawah tadi. Selain terdapat bubuk detergent, ternyata di dalamnya juga terdapat beberapa lembar kertas yang dilipat jadi satu. Tetangga saya yang kebetulan sedang main menemani anaknya bermain dengan anakku, ikut menyaksikan dan memeriksa detergent dan liopatan kertas tadi. Menurut dia, bubuk detergent yang ada di dalam kemasan sachet itu tidak seperti yang dia tahu dan kenal, baik warna bubuknya maupun aromanya. Kebetulan dia termasuk mengguna attack, jadi lumayan ngerti ciri produk itu.
Selanjutnya lipatan kertas kecil yang juga ada di dalam kemasan itu dibuka, ternyata terdapat 3 lembar kertas, 2 lembar dalam bentuk surat kecil ukuran 10cm x 12cm masing-masing berjudul ‘SERTIFIKAT’ dan ‘SURAT PENGESAHAN’ sedangkan satu lembar lagi berbentuk kartu kecil ukuran 3cm x 4cm (kayak pasfoto aja), bertuliskan ‘Promo Hadiah Langsung’ dilengkapi dengan gambar mobil ‘Suzuki SWIFT’. Dibelakangnya tertuliskan syarat dan ketentuan (terms and conditions) pengambilan hadiah.
Pada lembar yang berjudul seritifikat, dicantumkan formulir yang harus diisi oleh konsumen, disertai dengan cap perusahaan lengkap dengan nama dan jabatan serta tandatangan pejabat perusahaan PT. KAO INDONESIA. Disitu dicantumkan nama Atalla Dzofran W. Yang menggelikan lagi, untuk meyakinkan pembaca, dokumen yang diberi judul surat pengesahan, dikeluarkan oleh Ditlantas Polda Metro Jaya dilengkapi dengan nomor surat, kop surat Polda Metro Jaya, ditandatangani oleh Dirlantas Polda Metro Jaya (tercantum) Drs. Djoko Susilo SH, Msi. Lengkap dengan tanda tangan dan stempel basah. Stempelnyapun meyakinkan, karena halus dan bagus. Nomor telepon yang bisa dihubungi ada pada kartu kecil yang bergambar mobil tadi. Dalam kartu disebutkan bahwa konsumen mendapatkan hadiah berupa 1 unit mobil Suzuki Swift, dimana pajak (disebut PPH dan PPN) ditanggung oleh PT. Kao Indonesia, sedangkan pemenang hanya dibebani bea balik nama (BBN). Nomor yang bisa dihubungi (sepertinya nomor HP) 021-30369575 dan 021-30369577.
Istri saya menunjukkan dokumen-dokumen itu ke saya pada sore harinya sepulang saya dari tempat kerja. Dengan ketawa-ketawa, istri saya menceritakan kronologi penemuan dan pemeriksaan barang bukti itu (tapi nggak dibuat berita acara pemerisaannya, red).
Untungnya istri saya sudah terbiasa dengan berbagai modus penipuan berkedok undian berhadian, baik yang model ginian (seingatku udah yang kedua kalinya) maupun yang lewat telepon. Jadi nggak ada respon yang berakibat negatif yang menguntungkan penipu. Alhamdulillah, semoga Allah melindungi keluarga kita semua, amien.
Kembali ke masalah attack yang tiba-tiba ada di halaman rumah tadi. Kelihatannya si penipu menebar umpan dengan cara melempar kemasan-kemasan sachet ke halaman-halaman rumah orang, dengan harapan yang punya rumah, terpancing menelpon balik dan terkena perangkap mereka. So hati-hatilah dengan modus penipuan yang semakin banyak modelnya, beritahu ke seluruh anggota keluarga kita tentang lengkah-langkah yang harus dilakukan apabila ada orang-orang yang memberitahukan dan iming-iming akan adanya rezeki nomplok berupa hadiah, biasanya mobil, motor atau barang elektronik. Minimal jangan ditanggapi, biar nggak kena perangkap. Atau kalau mau coba-coba jadi detektif, berhati-hatilah jangan-jangan anda terkena perangkap juga. Biasanya si penipu akan menonaktifkan nomor HP yang tercantum disitu, setelah mencurigai si penelepon bukan orang yang gampang ketipu, karena mereka juga takut. Dasar penipun ‘tengik’ laknatullah.