Yang juga jadi pertanyaan bagi orang awam ini adalah : Baik Pemerintah (depag) maupun Muhammadiyah dalam menetapkan 1 syawal sebagaimana diutarakan di atas adalah sama-sama HISAB (bukan ru'yat), yaitu hasil perhitungan. Kenapa juga beda???? apa orang-orang pinter yang bisa ngitung di kedua lembaga itu nggak pernah ngobrol tentang metoda itungannya atau hasil itungannya? koq sepertinya berjalan sendiri-sendiri. Kabarnya sih keduanya punya metoda yang berbeda. Meskipun metodanya sama, hasilnya sama, tapi beda dalam menentukan kriteria derajat ketinggian hilal... (jadi tambah bingung guwe..). Belum lagi kalok dipertentangkan komputer yang digunakan (bila menggunakan komputer), yagn satu pake windows yang satu pake linux, yang satu pake buatan amirika (baca: amerika) yang satu buatan china. Kayaknya gak selesai2 kalau selalu mempertentangkan berbedaan dan sepertinya tidak ada upaya untuk mencari kesamaan.
Lain lagi dengan pihak Pemerintah dan juga NU... kenapa sih koq masih mengandalkan ru'yat? khan sekarang teknologi udah semakin canggih, wong gerhana bulan total yang terjadi beberapa waktu yang lalu aja udah dapat diperkirakan (dihitung) dengan cermat mulai jam, menit dan detik, baik mulai maupun selesainya. Kita khan tahu sendiri kondisi langit kita dewasa ini, tingkat polusi yang semakin menggila, khan mempengaruhi kemampuan mata telanjang maupun teropong kocok dalam melihat hilal itu sangat terbatas??? Saya koq melihat ada unsur gengsi tuh dari pihak pemerintah untuk merubah apa yang telah ditetapkan di awal tahun.
Mbok yao.... pada rukun, biar orang awam kagak kebingungan mo milih yang mana dalam mengikuti hari raya.
Efek dari itu semua adalah... banyak orang awam telah membatalkan puasa pada tanggal 11 Oktober, tapi baru melaksanakan sholat idul fitri baru tanggal 12 Oktober (nha lho...). Kalau begitu boleh kagak, ustadz or ustadzah? kalo hal itu salah, siapa yang patut disalahkan? apakah orang-orang awam itu yang kebingungan itu juga menanggung dosa, atau orang-orang pinter itu yang bikin bingung yang patut disalahkennnnnn..???
Dan Allah-lah yang maha tahu, mohon maaf bila ada salah-salah kata dan tersinggung karenanya.
Semoga tidak ada lagi 2 hari raya idul fitri dalam setahun di negeri ini, dalam waktu yang akan datang.
Wassalam.